Thursday, 26 May 2022

Pengalaman Mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Halu Oleo


Halo semua, perkenalkan nama saya Yunalul Muna, saya merupakan mahasiswa dari jurusan Matematika FMIPA USK angkatan 2020, dan disini saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya mengikuti program pertukaran mahasiswa selama satu semester. Dimana pada angkatan 2020 baru diterapkannya kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), sehingga saya juga sebagai angkatan pertama saat itu. Dalam program pertukaran pelajar tersebut, siapa sangka (UHO) Universitas Halu Oleo, yang terletak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara ini menjadi universitas tujuan saya untuk melaksanakan program tersebut. Universitas tujuan saya bukanlah pilihan saya awalnya, tetapi merupakan hasil seleksi dari panitia sendiri. Jika dilihat dari universitas terbaik di Sulawesi Tenggara, UHO masuk ke universitas terbaik di kawasan tersebut. Dalam program ini saya juga memilih beberapa kampus mitra untuk belajar mata kuliah yang tersedia. Kampus mitra yang saya ambil pada program ini adalah ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), dan Unsoed (Universitas Jendral Soedirman). Kegiatan program ini awalnya dilakukan secara daring untuk universitas tujuan saya, dikarenakan mengingat kondisi COVID-19 belum membaik saat itu. Dan siapa sangka, ternyata pertengahan semester saya dapat berangkat ke universitas tersebut.

Singkat cerita, pada 16 November 2021 saya berangkat dan tiba pada 17 November 2021 pagi hari di Bandara HaluOleo, yang kemudian dijemput oleh PIC UHO dan beberapa dosen UHO lainnya untuk menuju ke UHO. Kesan pertama saya melihat kota bernama kendari ini, bahwa meskipun ini salah satu kota besar di Sulawesi Tenggara, kota ini masih dipenuhi dengan perpohonan yang banyak, tidak seperti kota besar umumnya yang dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi di seluruh kota. Untuk lokasi dari UHO ini juga sangat strategis terletak di tengah kota yang mana akses untuk ke beberapa fasilitas umum sangat mudah, di sekitarnya banyak toko yang menjual makanan dari yang mahal hingga yang murah, dan untuk beli barang keperluan sehari-hari ataupun pakaian disekitar UHO juga banyak toko yang menjualnya. Apalagi dengan UHO memiliki lingkungan yang sangat luas, maka banyak transportasi yang mumpuni seperti pete-pete (mobil angkot) di dalam kampus untuk menuju fakultas ke fakultas, dan juga ongkosnya cukup murah sesuai dengan budget mahasiswa.

Kedatangan mahasiswa program pertukaran disambut baik oleh UHO, dimana diadakannya pertemuan dengan Rektor dan para dosen UHO, dan diajak keliling untuk melihat setiap fakultas yang ada. Untuk ketersediaan tempat tinggal juga sudah diurus dengan baik oleh pihak UHO, tidak semua mahasiswa inbound tinggal di tempat yang sama, melainkan berpencar tetapi masih dilingkungan perumahan dosen yang tidak jauh dari lingkungan kampus.

Berbicara mengenai kegiatan di dalam kampus, untuk hari Senin hingga Jumat, mahasiswa mengikuti kegiatan belajar mata kuliah yang diambil di kampus. Di hari Sabtu dan Minggu, kami para mahasiswa melakukan kegiatan pengenalan budaya daerah Sulawesi Tenggara dan mengunjungi acara yang berhubungan dengan pengenalan budaya juga.

Untuk kegiatan perkuliahan, saya mengambil matematika dan pendidikan matematika di UHO, dan saya memilih 4 mata kuliah yakni Aljabar Linear Elementer, Metode Numerik, Geometri Analitik Ruang, dan Modul Nusantara dengan total semua 11 sks. Pada setiap kampus mitra saya mengambil 3 sks dan universitas asal saya mengambil 10 sks. Hingga total sks yang saya ambil untuk semester tersebut adalah 30 sks.  Di setiap universitas yang saya ambil, terdapat standar tinggi untuk mutu pendidikannya sehingga 24-30 sks menurut saya sudah sangat cukup tetapi kembali lagi ke diri masing-masing, jika memang bisa mendedikasikan mayoritas waktu untuk terus belajar, bisa saja mengambil sks atas 20. Untuk perkuliahannya sendiri, UHO dan kampus mitra yang saya ambil sama dengan kampus umum lainnya, tetapi untuk mata kuliah di ITB yang saya ambil memiliki 2 kelas untuk perkuliahannya, Lecturing class & Tutorial class.  Untuk waktu perkuliahan di kampus mitra dan universitas asal, saya harus terbiasa menyesuaikannya. Dikarenakan di Sulawesi Tenggara saya menggunakan waktu WITA sehingga lebih cepat satu jam.

Untuk program ini secara luring, saya hanya memiliki kurang lebih dua bulan untuk merasakan bagaimana perkuliahan tatap muka secara langsung, belajar budaya, dan berpergian bebas di dalam maupun luar kampus tanpa adanya larangan. Untungnya dalam waktu kurang lebih dua bulan tersebut saya sudah mengunjungi tempat-tempat di daerah Kendari dan salah satu kota lainnya di Sulawesi Tenggara yaitu kota Muna dan merasa cukup puas. Banyak kejadian dan situasi yang tidak saya rasakan sebelumnya, salah satunya seperti tepat pada pertengahan bulan Desember, terjadi kerusuhan di Kendari. Kerusuhan tersebut juga terjadi di sekitar kampus, sehingga demi keselamatan, perkuliahan dilakukan secara online sementara dan tetap berdiam diri di rumah hingga situasi sudah aman kembali. Untuk perkuliahan secara online terkadang terdapat kendala, yaitu sinyal kurang bagus di daerah tersebut.

Dari program ini, saya banyak belajar budaya daerah Sulawesi Tenggara dan banyak interaksi dengan mahasiswa universitas lain dan juga bisa beradaptasi dengan baik. Sehingga miliki toleransi yang tinggi antarsesama dan rasa kekeluargaan, awalnya tidak kenal hingga sudah seperti keluarga sendiri. Dan dengan mahasiswa UHO sendiri, kami juga menjalin silaturrahmi hingga mempunyai hubungan yang dekat, seperti mungunjungi bazar yang diadakan oleh mahasiswa UHO. Saya juga lebih banyak mengenal wisata, kuliner, Bahasa, suku dan sebagainya yang ada di Kendari. Banyak tempat yang sebelumnya ingin saya kunjungi sudah terpenuhi, seperti Meseum Negeri Provinsi Sulawesi Tenggara, Danau Moko (adanya seekor penyu besar), Goa Prasejarah Liangkobhori, Pulau Bokori, Pulau Senja, dan banyak lagi lainnya. Untuk program ini kami juga mahasiswa inbound melakukan pengabdian kepada masyarakat yaitu kontribusi sosial, dimana kelompok saya berkontribusi sosial ke panti asuhan. Pada kesempatan ini, kami juga banyak bertukar mengenai budaya masing-masing. Saya sangat senang dan merasa bersyukur dapat mengikuti kegiatan ini hingga akhir. Dan keuntungan pertukaran mahasiswa ini yaitu menumbuhkan rasa cinta mahasiswa terhadap keberagaman tanah air, serta menunjang penguatan kompetensi yang bisa menjadi bekal berharga bagi karier mahasiswa di masa mendatang. Selain itu, pengalaman ini mempersiapkan para mahasiswa untuk menjadi calon pemimpin bangsa di masa depan dan juga mengabdi terhadap bangsa dan negara.

Di ujung akhir program ini, pihak UHO mengadakan perlepasan mahasiswa inbound secara formal dan tidak formal. Dimana secara tidak formal dilaksanakan terlebih dahulu, yaitu berkumpul, bertukar cerita dan bersenang-senang di salah satu pantai kota Kendari. Pelepasan formal dilakukan di gedung UHO sendiri. Hingga akhirnya kami menyiapkan segala hal untuk kepulangan ke daerah masing-masing, dimana perlepasan terakhir di Bandara HaluOleo.

Terimakasih kepada Kemdikbud, Dosen Pembimbing, dan UHO, semoga ada kesempatan lagi di masa depan di waktu yang tepat, sekali lagi terimakasih atas pengalamannya.

Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya.

#BERITA